Masih disini, ditempat yg sama. Di tempat ku menempa diri, tempat berkreasi, tempat menambah ilmu, tempat ku menemukan jalan menuju masa depan,,,,
Waktu terasa begitu lama, bahkan sangattt lama berlalu, sampai bosan ini menghantui, merajai diri dan hati. Sanggup hingga pagi namun hampa dalam diri. Sungguh sangat terasa seperti waktu terhenti. Atau bahkan sengaja terhenti. Terhenti menunggu keputusan yg tak kunjung usai. Atau entah di hentikan oleh malam yang dingin nya semakin menyayat. Dingin yang hampir tak sanggup terdeskripsikan oleh nalar seorang pencari hidayah Tuhan, seseorang yg masih berharap terbangun esok hari. Meskipun esok hari memang bukanlah miliknya. Bukan untuk dia. Bukan untuk nya bergembira. Esok baginya adalah tantangan. Tantangan yang mungkin mampu merengkuk kan seluruh miliknya. Termasuk cinta.
.
Waktu..
Kapan kembali,, pagi kian menanti. Tanggung jawab pun kan kembali.
Lelah menanti, meskipun penantian itu berharga seperti tembang manis dari rezky namun tak semua penantian berharga itu berujung manis. Seperi kopi. Bila penikmat tak menikmati maka yg manis diawal akan pahit di akhir
Apalah apalah...
Lama kali waktu berlalu. Berasa sudah 24 jam disini. Tapi jarum jam masih menunjukkan 03.28 dini hari. Yah... masih di tempat yang sama, namun dengan detik waktu berbeda... bosan kata mu??? Memang. Lebih dari bosan. Sangat lebih dari bosan.
Dingin?? Iya lah dingin .. namanya juga menjelang subuh.
Ngantuk? Jangan di tanya. Ya tidak lah. Cuma mata ingin terpejam saja. Sudah. Itu aja. Cukup. Gak lebih.
Yang jelas mau bilang jam nya kok lama berjalan.... kok gak pagi2...
Apapun itu,, sayang masih sama kok. Gak berubah sedikit pun. Eakksss.... 😘😘😘
Bayyy... eh..bay gak ya. Masih lanjut juga soalnya ni. Cuma jam nya aja yang gak gerak2. Atau habis batre?eh.. gak lah ya
Masih berjalan dengan baik kok...
Baiklah.. jadinya bay juga deng....
See you later.....
yunita sary
Jumat, 30 Desember 2016
MASIH DI MALAM YANG SAMA
Kamis, 22 September 2016
HUJAN MALAM SEPTEMBER
HUJAN MALAM SEPTEMBER
postingan dari remaja galau
Tepat pukul 21.10 WIB cerita ini mulai aku ketik dengan keypad sederhana yang terpasang di handphone ASUS ku, handphone satu satu nya yang aku miliki saat ini, meskipun sempat hilang beberapa hari lalu. Begitu juga hati ini, menjauh untuk beberapa hari. Hilang ?? Entah lah. Semuanya hanya mampu ku katakan pada blog ini yang mungkin saja tidak akan pernah untuk orang lain membacanya dan saat ini hujan sepertinya mengerti apa yang terjadi. Hujan yang tak hanya meneteskan air lalu basah, tapi hujan juga mampu membawa kenangan pergi, menjauh dan berlalu. Seperti kita, iya kita. Cerita kita tepat nya. Cerita yang aku dan kamu mulai 15 tahun yang lalu. Yang mungkin hingga saat ini status itu masih sama. Aku dengan diriku dan kamu dengan dirimu dan dirinya. Aku hanya berharap kamu bisa mengerti maksud dan arti dibalik kata sahabat itu.. hingga nanti. Hingga dunia tak mampu merestui kita tetaplah sahabat. Jangan pernah lupakan itu. Meskipun hari ini kamu mungkin lupa, atau mungkin saat ini kamu sibuk dengan dunia mu dan teman baru mu itu, jangan pernah lupakan aku. Rindu ini selalu untuk mu. SAHABAT.
postingan dari remaja galau
Tepat pukul 21.10 WIB cerita ini mulai aku ketik dengan keypad sederhana yang terpasang di handphone ASUS ku, handphone satu satu nya yang aku miliki saat ini, meskipun sempat hilang beberapa hari lalu. Begitu juga hati ini, menjauh untuk beberapa hari. Hilang ?? Entah lah. Semuanya hanya mampu ku katakan pada blog ini yang mungkin saja tidak akan pernah untuk orang lain membacanya dan saat ini hujan sepertinya mengerti apa yang terjadi. Hujan yang tak hanya meneteskan air lalu basah, tapi hujan juga mampu membawa kenangan pergi, menjauh dan berlalu. Seperti kita, iya kita. Cerita kita tepat nya. Cerita yang aku dan kamu mulai 15 tahun yang lalu. Yang mungkin hingga saat ini status itu masih sama. Aku dengan diriku dan kamu dengan dirimu dan dirinya. Aku hanya berharap kamu bisa mengerti maksud dan arti dibalik kata sahabat itu.. hingga nanti. Hingga dunia tak mampu merestui kita tetaplah sahabat. Jangan pernah lupakan itu. Meskipun hari ini kamu mungkin lupa, atau mungkin saat ini kamu sibuk dengan dunia mu dan teman baru mu itu, jangan pernah lupakan aku. Rindu ini selalu untuk mu. SAHABAT.
Minggu, 10 Januari 2016
LAPORAN
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN
SITEMATIKA
INVERTEBRATA
LAPORAN
Oleh
Kelompok
4 Kelas 3 A
1.
Alfi Rahmah
2.
Gival Giovani
3.
Pini Prmata Hati
4.
Yessi Sulistyani
5.
Yunita Sari
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PMIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
RIAU
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu
yang mempelajari tentang hewan atau Zoologi merupakan bagian dari Biologi.
Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, maka untuk pengembangan
Zoologi perlu menggunakan cara pemecahan ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah
mengobservasi, mempersoalkan, membuat hipotesis, melakukan eksperimen, dan
menyusun teori.
Sistematika
invertebrata merupakan salah satu cabang mata kuliah di Pendidikan Biologi
Universitas Riau yang kajiannya mencakup hewan tidak bertulang belakang. Kelompok invertebrata terbagi menjadi
beberapa filum, yaitu Protozoa (hewan bersel satu), Porifera (hewan berpori), Coelenterata (hewan berongga), Platyhelminthes (cacing pipih), Aschelminthes, Annelida (cacing gelang), Moluska (hewan lunak), Arthropoda (hewan berbuku-buku) dan Echinodermata
(hewan berkulit duri). Habitat hewan invertebrata ini terdapat
pada perairan tawar, laut dan daratan. Namun lebih dominan pada perairan
aquatic terutama pada daerah lautan. Lautan merupakan rumah bagi kebanyakan
filum hewan tersebut.
Pantai Pulau Cingkuak adalah pantai yang terletak di
Kecamatan Painan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.
Pemilihan Pantai Pulau Cingkuak, sebagai obyek PKL (Praktikum Kerja Lapangan)
bagi mahasiswa Pendidikan Biologi adalah didasarkan atas kekayaannya akan
berbagai tipe ekosistem, seperti pantai pasang-surut, dan ekosistem terumbu
karang tepi serta masih terdapat berbagi macam spesies hewan-hewan invertebrata
yang merupakan objek utama dalam observasi Praktikum Kerja Lapangan ini.
Allah
SWT telah menjelaskan dalam al-qur’an mengenai keanekaragaman hewan-hewan laut
yang di dalamnya termasuk hewan invertebrate dalam surah An-nur ayat 41 yang
berbunyi:
وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ بَطْنِهِ
وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ
أَرْبَعٍ ۚ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ
“Dan
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan
itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki
sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Kata-kata
dari “hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya” ini menunjukkan bahwa Allah
telah menciptakan hewan invertebrate dari filum molusca sebagai contoh adalah
hewan-hewan kelas Gastropoda. Selain untuk membantu Mahasiswa dalam memahami
hewan-hewan invertebrata dan mengenal langsung spesies yang diamati baik itu
secara morfologi ataupun anatomi serta lebih mengenal habitat dari spesies yang
diamati, yang melatarbelakangi dilaksanakannya Praktikum Kerja Lapangan (PKL)
ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk mentafakkuri segala makhluk hidup
ciptaan Allah SWT agar menambah kadar keimanan manusia kepada Allah SWT sebagi
salah satu ciri manusia Ulul Albab.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kerja lapangan (PKL) ini adalah :
1. Untuk mempelajari dan mengenal spesies-spesies yang tergolong hewan-hewan
invertebrata yang ada di Pantai Pulau Cingkuak.
2.
Untuk
mengidentifikasi langsung habitat beberapa filum hewan-hewan invertebrata.
3.
Untuk
mengetahui morfologi, klasifikasi dan deskripsi dari spesies-spesies
invertebrata yang ditemukan di Pantai Pulau Cingkuak.
4.
Untuk
mengoleksi spesies-spesies tersebut dilaboratorium guna proses pembelajaran.
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum kerja lapangan (PKL) ini adalah :
1. Dapat menemukan, melihat secara langsung serta mengetahui
habitat asli dari beberapa spesies hewan invertebrata.
2.
Dapat menambah
koleksi spesimen di laboratorium.
3. Dapat
mengetahui morfologi dari masing-masing spesies hewan invertebrata yang
ditemukan di Pantai Pulau Cingkuak
BAB
II
METODE
PENGAMATAN
2.1
Waktu dan Tempat
Hari : Sabtu
Tanggal : 05 Desember 2015
Waktu : 08.00-14.00
Tempat :
Pulau Cingkuak adalah pantai yang terletak di
Kecamatan Painan
Kabupaten Pesisir Selatan
Provinsi Sumatera Barat
2.2
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
·
Pinset
·
Sarung tangan
·
Toples
·
Kantong Plastik
Adapun bahan yang digunakan
adalah :
·
Formalin
2.3
Prosedur Pengamatan
2.3.1 Teknik Sampling
Pengamatan organisme laut di lakukan dengan menggunakan Metode
Survey pada zona intertidal (zona pasang surut) Pantai Carocok, Pulau Cingkuak,
dan Pulau Simpai, Painan Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Penetapan titik
sampling dengan Purposif Random Sampling
(pertimbangan dan acak), koleksi hewan di lakukan dengan Hand Sortir (pengambilan dengan tangan) terhadap hewan yang di
temukan di zona tersebut.
2.3.1 Pengambilan Sampel
1.
Alat dan bahan di siapkan terlebih
dahulu
2.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
berjalan ke lokasi zona intertidal yang telah di tentukan, dengan hati-hati
secara berkelompok dan didampingi oleh dosen dan asisten pendamping.
3.
Sampel di ambil menggunakan sarung
tangan dan pinset.
4.
Kantong plastic disediakan untuk
meletakkan specimen sementarasebelum dimasukkan kedalam botol dan di beri
formalin.
5.
Sampel yang di ambil berupa
spesies-spesies yang telah di pelajari, terkhusus pada Filum Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan Echinodermata
2.3.3 Parameter Pengamatan
Variabel yang di amati pada Praktikum Kerja Lapangan ini
adalah jumlah spesies. Identifikasi dan klasifikasi specimen-spesimen yang
telah diperoleh di zona intertidal (zona pasang surut) Pantai Carocok, Pulau
Cingkuak, dan Pulau Simpai, Painan Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
2.4
Analisis Data
Hasil praktikum kuliah
lapangan di zona intertidal (zona pasang surut) Pantai Carocok, Pulau Cingkuak,
dan Pulau Simpai, Painan Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Diperoleh dengan
teknik hand sortir. Selanjutnya hasil
dari praktikum tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Jumlah spesies yang telah
diperoleh di Pulau Cingkuak sebanyak 10 spesies, kemudian masing-masing spesies
tersebut dianalisis secara deskriptif.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Tabel Spesies yang di Temukan
No
|
Filum
|
Kelas
|
Ordo
|
Spesies
|
Jumlah
|
1
|
Porifera
|
Demospongia
|
Asconasa
|
Spongia sp
|
1
|
Calcarea
|
Heterocoela
|
Scypha sp
|
1
|
||
2
|
Annelida
|
Polychaeta
|
Ophisthophora
|
Nereis virens
|
1
|
3
|
Moluska
|
Polyplacophora
|
Chitonida
|
Chiton sp
|
2
|
Gastropoda
|
Mesogastropoda
|
Cymaticum murinicum
|
2
|
||
Prosobranchia
|
Murex sp
|
1
|
|||
Bivalvia
|
Unionoida
|
Unio sp
|
1
|
||
4
|
Coelenterata
|
Anthozoa
|
Madreporaria
|
Fungia sp
|
1
|
Acropora sp
|
1
|
||||
Astraea sp
|
1
|
3.2 Tabel Lembar Identifikasi Hewan-hewan Ivertebrata
Laut
No
|
Nama Hewan
( Lokal dan Latin)
|
Identifikasi
|
Gambar
|
Klasifikasi
|
||||
Morfologi
|
Anatomi
|
Fisiologi
|
Ekologi
|
Manfaat dan kerugian
|
||||
1.
|
Nereis
virens
|
Tubuh memiliki banyak rambut,
sepanjang tubuhnya bersegmen, kepala dilengkapi oleh mata, antena,
prostomium, panjang tubuh antara 5-10 cm.
|
memiliki lapisan otot lengkap,
usus hampir lurus merentang dari depan kebelakang.
|
Organ pencernaan lengkap,
Sistem muscular Nereis virens terletak di bawah epidermis,
Sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembulkuh darah
ventral, Nereisvirens bernapas
dengan kulitnya, System saraf terdiri atas otak, konektif faringeal, tali
saraf ventral,dan sepasang ganglion pada tiap somit, yang melepaskan sepasang
saraf lateral, Nereis virens
bersifat diesius.
|
Nereis
virens hidup
dalam liang yang biasanya berupa liang pasir. Hewan ini membenamkan diri
dalam pasir dan hanya kepalanya yang ditonjolkan keluar. Selain itu, hewan
ini juga dapat ditemukan berenang-renang dalam air laut.
|
Sebagai penjaga keseimbangan
ekositem laut.
|
|
Kingdom: Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Polychaeta
Ordo : Ophistophora
Familia : Nereisidae
Genus : Nereis
Species :
Nereis
virens
|
2.
|
Chiton sp
|
Bentuk
tubuh elips, bagian dorsal dilindungi 8 lembar kapur yang pipih dan tersusun
seperti genting, di kelilingi oleh girdle (gelang) yang tebal. Kaki
berotot, diantara kaki dan mantel di permukaan ventral ada alur yang dangkal
di sebut alur pallial dan pada alur itu terdapat 6-80 pasang insang yang
panjang. Bagian
mereduksi tidak punya mata dan tentakel. Dalam mulut punya alat untuk memarut
disebut radula dengan deretan gigi yang banyak.
|
Jantung
terletak disporior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel.
|
Alat respirasi pada Chiton
sp adalah insang bipectinate(ktenidia) yang terletak di dalam lekuk mantel
yaitu ruang yang terbentuk, terlihat jumlah insang antara 6-8 pasang yang
tersusun dalam suatu garis pada kedua sisi tubuhnya. Sistem reproduksi,
terdiri atas sebuah gonade yang terdapat di anterior rongga pericardium di
bawah keping cangkang bagian pertengahan. Chiton sp bersifat diocious.
Telur atau sebuar atau sperma dilepaskan dari gonade ke dalam air (lingkungan
sekitar) melalui gonofer.
|
Habitat Chiton sp ini
adalah di laut, di daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan memakan rumput
laut dan mikro organisme dari batu karang.
|
Keuntungan : Sebagai
penyeimbang dalam ekosistem
|
|
Kingdom :Animalia
Phylum :Mollusca
Class :Polyplacophora
Ordo : Chitonida
Family : Chitonidae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp
|
3.
|
Spongia
sp
|
1. Memiliki banyak pori pada
permukaan tubuhnya,
2. Bagian internal tubuhnya dilengkapi
dengan apendiks,
3.
Bentuk tubuh menyerupai batang dan berwarna putih kecoklatan ,
4. Pada ujung
cabangnya terdapat oscukulum dan daerah bannya terdapat ostium
|
Dinding
tubuh tersusun atas 2 lapisan yaitu lapisan luar (epidermis) dan lapisan
dalam. Lapisan dalam yang terdiri dari jajaran sel-sel leher yang disebut
seanosit yang berbentuk botol tidak memiliki flagellum
2.
Mempunyai ruang central yang berfungsi sebagai kloaka. Ruang ini dikelilingi
oleh dinding yang ditembus saluran yang tersusun majemuk
|
Pencernaan
Bersifat amoeba, sel-sel
pinociolity menangkap oksigen yang berlarut dalam air dan diteruskan kedalam
yakni sel-sel dianosyt selanjutnya oksigen diedarkan keseluruh tubuh oleh
anebocyt
|
Habitat, air laut dan air tawa
|
sebagai alat penggosok untuk
mandi dan mencuci
|
|
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas :Demospongia
Ordo : Asconasa
Family:Ascanosae
Genus : Spongia
Spesies : Spongia sp
|
4.
|
Cymatium murinicum
|
Warna cangkangnya kuning
kecoklatan dengan garis-garis horizontal. Bentuk tubuh hewan ini agak bulat
lonjong seperti kura-kura kecil. Cangkangnya berbentuk bulat yang lonjong
pada bagian yang berlawanan dengan apex (puncak kerucut yang merupakan bagian
tertua).
|
Cangkang tersebut berfungsi
melindungi tuubh bagian dalamnya.
|
Spesies ini bernafas
menggunakan insang
|
Spesies ini banyak
ditemukan di laut
|
|
|
Kingdom :Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo: Mesogastropoda
Familia: Cymatiidae
Genus : Cymaticum
Spesies : Cymaticum
murinicum
|
5.
|
Scypha
sp
|
Bentuk tubuh sederhana.
Spikula
terbuat dari bahan calsium carbonat (CaCO3)
|
Memiliki tipe saluran air yang
agak kompleks. Terdapat 2 macam saluran horizontal,yaitu saluran incurrent
dan saluran radial. Tetapi hanya saluran radial yang dibatasi oleh sel-sel
choanocyt.
|
|
Hidup di pantai yang dangkal
dan melekat pada substrat.
|
bermanfaat sebagai makanan
hewan laut lainnya, sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut,
sebagai hiasan akuarium
|
|
Kingdom: Animalia
Filum :Porifera
Kelas :Calcarea
Ordo :Heterocoela
Famili :Sycettidae
Genus :Scypha
Spesies :Scypha
sp
|
6.
|
Murex
sp
|
Murex seperti puncak menara
yang menonjol dan hiasan dengan duri. Matanya berada di dasar tentakel.
Proboscis dan shipon berkembang dengan baik. Pada tubuhnya juga terdapat
Radula dengan dua atautiga gigi pada beberapa barisnya.
|
Kelenjar ludah dan hati terdiri
atas enzim proteolytic, Jantungnya mempunyai satu auricle,
|
|
habitatnya
juga di laut
|
|
|
Kingdom :Animalia
Filum :
Mollusca
Kelas :
Gastropoda
Ordo :
Prosobranchia
Famili :Muriadae
Genus :
Murex
Spesies : Murex
sp.
|
7.
|
Fungia
sp
Nama lokal :
Karang Jamur
|
Tubuh Fungia sp terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm)
dari CaCO3 dan bentuknya seperti mangkuk. Tubuh radial simetris
dengan warna putih keruh. Bagian oral agak melebar seperti corong yang
dihiasi dengan rangkaian tentakel- tentakel yang membentuk seperti daun
bunga, panjang tubuh sekitar 7 – 10 cm, tetapi ada juga yang berukuran
raksasa hingga 1 meter. Tubuh radial simetris dengan warna tubuh putih
kekuningan. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram pedal
atau bagian kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh
dan bagian cakram oral atau kapikulum
|
memiliki gastrovaseculer yang
dimulai dengan mulut, mulut dihubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran
yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum. Saluran stomodeum itu
disepanjang sisanya dilengkapi alur cincin yang bersilia disebut
siphonoglyph. Dinding rongga anteron mengadakan pelipatan secara konsentris
yang biasa disebut septa.
|
terdiri dari sistem reproduksi
dimana Spermatozoa pada jantan dipancarkan masuk kedalam air lalu berenang –
renang mencari tubuh betina. Reproduksi secara aseksual dilakukan
dengan cara bertunas. Dalam hal pernapasan baik pemasukan O2 maupun keluar
Co2 berlangsumg secara difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan
tubunya. Dalam proses pencernaan yaitu dilakukan secara ekstraseluler dan
intraseluler. Fungia sp tidak
memilki alat eksresi khusus.
|
di air laut hangat dan jernih
dengan meletakkan diri pada suatu obyek yang terdapat pada dasar laut.
|
sebagai tempat hidupnya
ikan-ikan yang banyak dibutuhkan manusia untuk pangan, sebagai tempat untuk
wisata.
|
|
Filum : Coelenterata
Kelas : Antozoa
Ordo : Madreporaria
Family : Fungiidae
Genus
: Fungia
Spesies : Fungia
sp
|
8.
|
Acropora sp
|
koloni yang sangat umum
dijumpai dalam bentuk bercabang, meja dan bersemak-semak. Bentuk mengerak
(encrusting) dan submasif jarang ditemukan. Memiliki dua tipe korait yaitu :
axial koralit dan radial koralit. Tidak memiliki kolumela. Dinding koralit
terpisah dengan konestum (koralit memilki dinding masing-masing). Polip hanya
muncul di malam hari. Acropora Kebanyakan coklat atau hijau tetapi beberapa
berwarna cerah dan mereka karang langka dihargai oleh aquarists.
|
dikenal sebagai polip, yang sekitar
2 mm dan berbagi jaringan dan bersih saraf . Polip dapat menarik kembali ke
karang dalam menanggapi gerakan atau gangguan oleh predator mungkin, tapi
ketika mereka tidak terganggu sedikit menonjol. Polip biasanya memperpanjang
lebih lanjut di malam hari saat mereka menangkap zooplankton dari air.
|
Terdiri dari sistem
reproduksi dimana Spermatozoa pada jantan dipancarkan masuk kedalam air lalu
berenang – renang mencari tubuh
betina. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas.
Dalam hal pernapasan baik pemasukan O2 maupun keluar Co2 berlangsumg secara
difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubunya. Dalam proses
pencernaan yaitu dilakukan secara ekstraseluler dan intraseluler.Hewan ini
termasuk bentuk karang, tersusun atas zat kapur sehingga tubuhnya tampak
keras. Tentakel pada tubuhnya sebagai alat untuk bergerak.
|
Acropora sp paling umum di
temukan di lingkungan terumbu dangkal dengan cahaya terang dan sedang hingga
gerakan air yang tinggi. Banyak ikan karang kecil tinggal di dekat koloni
Acropora dan mundur ke dalam rumpun cabang jika terancam.
|
komponen utama pembentukan
ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Karang dipantai juga sangat bermanfaat
sebagai penahan ombak untuk mencegah pengikisan pantai.
|
|
Phylum : Coelenterata
Classc :
Anthozoa
Subclass :
Zhoantaria
Ordo : Madreporaria
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora sp
|
9.
|
Unio
sp
|
Memiliki
dua buah cangkang yang tersusun atas zat kapur. Tubuhnya berbentuk bilateral
simetris dan tidak memiliki kepala. Sistem reproduksinya sudah terpisah.
|
Tubuh kerang terdiri dari
mantel yang melekat pada cangkang dengan sederet otot yang melekat
disepanjang garis pallial. Fungsi mantel adalah untuk mensekresikan zat kapur
pembentuk cangkang.
|
Saat berpindah tempat, terjadi
pergerakan membuka dan menutup cangkang secara cepat. Kerang mencari makan
dengan menyaring plankton atau organisme mikroskopis lainnya ( Filter
Feeder).
|
Habitatnya dapat ditemukan
hampir di semua perairan, pada kedalaman yang bervariasi.
|
Sebagai sumber protein hewani.
|
|
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Unionoida
Famili :
Unionidae
Genus :
Unio
Spesies : Unio sp
|
10.
|
Astraea
sp
|
Memiliki sekat.
Simetris radial.
Mempunyai ekskleton
kompak berbadan batu kapur dan polip kecil. Mempunyai bagian yang berbentuk
piala skeleton.
Berongga besar.
|
Belum memiliki alat
pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus. Memiliki
gastrovaseculer yang dimulai dengan mulut, mulut dihubungkan dengan
colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut
stomodeum.
Dinding
rongga anteron mengadakan pelipatan secara konsentris yang biasa (septa)
|
Terdiri dari sistem
reproduksi dimana Spermatozoa pada jantan dipancarkan masuk kedalam air lalu
berenang – renang mencari tubuh
betina. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas.
Dalam hal pernapasan baik pemasukan O2 maupun keluar Co2 berlangsumg secara
difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubunya. Dalam proses
pencernaan yaitu dilakukan secara ekstraseluler dan intraseluler.
|
Habitatnya di air laut
dan melekat pada Substrat.
|
Dapat membentuk karang
pantai,
Sebagai hiasan.
Komponen utama
pembentuk ekosistem terumbu karang.
Kerugiannya akan
menyebabkan luka jika terinjak.
|
Filum : Coelenterata.
Kelas : Anthozoa.
Ordo : Madreporia.
Famili : Astridae.
Genus : Astraea.
Spesies : Astraea sp.
(Sumber : P.S.Verma.
2002)
|
3.3.
Pembahasan Hasil Pengamatan
1.
Spongia sp
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
Wikipedia, 2014
|
Pembahasan
:
a.
Morfologi
Tubuhnya
terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari CaCO3 dan
bentuknya seperti mangkuk. Bagian oral agak melebar seperti corong yang dihiasi
dengan rangkaian tentakel-tentakel yang membentuk seperti daun bunga, panjang
tubuh sekitar 7 – 10 cm, tetapi ada juga yang berukuran raksasa hingga 1 meter.
Tubuh radial simetris dengan warna tubuh putih kekuningan. Tubuh terbagi
menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram pedal atau bagian kaki, bagian
kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh dan bagian cakram oral atau
kapikulum. Antara bagian cakram pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh
bagian yang disebut limbus. Sedang antara skapus dengan bagian cakram oral
dihubungkan oleh bagian yang disebut collar.
b.
Anatomi
Gastrovaseculer
dimulai dengan mulut, mulut di hubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran
yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum. Saluran stomodeum itu
disepanjang sisanya dilengkapi alur cincin yang bersilia disebut siphonoglyph.
Rongga coelenteron dibagi menjadi bersekat-sekat oleh enam buah septa atau
mesentris sehingga terbentuklah enam ruang. Epitelium yang melapisi stomodeum
berasal dari ektoderm. Infundibulum serta saluran-saluran lain dilapisi oleh
gastrodermis. Batas antara ektoderm dan endoderm ialah pada batas stomodeum dan
infundibulum.
c.
Habitat
Hewan
ini terdapat pada air laut yang hangat dengan kedalaman sekitar 50 meter.
d.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Class : Anthozoa
Ordo : Madreporaria
Genus : Fungia
Spesies
: Fungia sp
Sumber : Jasin, 1992
2. Scypha sp
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
https://smayani.wordpress.com/2009/05/14/porifera/
|
Pembahasan
:
Morfologi
:
·
Spikula terbuat dari bahan calsium carbonat (CaCO3)
·
Bentuk tubuh sederhana.
Anatomi
:
Memiliki
tipe saluran air yang agak kompleks. Terdapat 2 macam saluran horizontal,yaitu
saluran incurrent dan saluran radial. Tetapi hanya saluran radial yang dibatasi
oleh sel-sel choanocyt
Ekologi
: Hidup di pantai yang dangkal dan melekat pada substrat.
Klasifikasi
:
Kingdom:
Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea
Ordo : Heterocoela
Famili : Sycettidae
Genus : Scypha
Spesies : Scypha sp
3. Nereis virens
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
Wikipedia, 2014
|
Pembahasan
:
1. Habitat
Nereis virens hidup
dalam liang yang biasanya berupa liang pasir. Hewan ini membenamkan diri dalam
pasir dan hanya kepalanya yang ditonjolkan keluar. Selain itu, hewan ini juga
dapat ditemukan berenang-r enang dalam air laut.
2. Ciri
Morfologi
Tubuh Nereis virens terdiri atas
somit-somit eksternal dan interla serta berbentuk pipih. Caput
terlihat jelas serta memiliki badan yang tertutup oleh kutikula dan memiliki
sejumlah besar seta. Pada bagian lateral dari hewan ini terdapat parapodium
yang digunakan dalam respirasi dan sebagai alat gerak. Tiap-tiap
parapodium mmempunyai dua tonjolan, yakni notopodium di bagian doral dan
neuropodium di bagian ventral.
3. Anatomi
a. Sistem
Muscular dan Gerak
Sistem
muscular Nereis virens terletak
di bawah epidermis dan terdiri dari dua lapisan, yakni stratum cyrculare di
bagian luar dan stratum longitudinal pada bagian dalam. Nereis virens juga memiliki lapisan otot pada dinding
intestinum. Hewan ini bergerak dengan menggunakan parapodia
b. Sistem
Pencernaan
Sistem
pencernaan pada Nereis
virens terdiri atas rongga mulut yang memiliki rahang yang bersifat
kitin dan pharynx yang bersifat muskuler, esophagus, ventriculus, intestinum
dan anus. Nereis virensberrsifat carnivore.
c. Sistem
Peredaran darah
Sistem
peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembulkuh darah ventral.
Pembuluh darah ini dihubungkan dengan pembuluh darah transversal pada tiap
segmen. Darah mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah.
d. Sistem
Respiratorium
Nereis virens bernapas
dengan kulitnya. Pertukaran gas berlangsung melalui
kulitnya yang tipis dan menganding banyak pembuluh-pembuluh kapiler. Respirasi
terjadi secara difusi, diman oksigen masuk dan karbondioksida keluar dari
tubuh. Pertukaran ini dipacu oleh perbedaa konsentrasi kedua gas tersebut di
dalam dan di luar tubuh.
e. Sistem Ekskretorium
Sistem
eskresi berupa sepasang nefridium pada tiap segmen. Setiap
nefridiuum terdiri ats sinsitium dariprotoplasma yang mengandung tubulus
nefridium yang panjangberkelok-kelok dan mengandung silium. Tubulus ini
menembus septum yangt berhubungan dengan nefrostom pada sisi anterior septum
dan nefridospor pada sisi posterior septum.
f. Sistem
saraf
System
saraf terdiri atas otak, konektif faringeal, tali saraf ventral,dan sepasang
ganglion pada tiap somit, yang melepaskan sepasang saraf lateral.
g. Sistem
Reproduksi
Nereis
virens bersifat diesius, dimana alat kelamin jantan dan betina
terpisah. Gonad hanya berkembang pada musim perkawinan. Gonad terdapat pada
semua segmen,kecuali pada bagian ujung anterior badan. Ova dan spermatozoa
terdapat di bagian tepi selom.
4. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Polychaeta
Ordo : Ophistophora
Familia : Nereisidae
Genus : Nereis
Species : Nereis virens
Sumber : Marshall, 1972
4.
Chiton sp
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
Wikipedia,
2006
|
Pembahasan
:
Chiton
merupakan hewan molusca dalam kelas Polyplacopora yang memiliki bentuk tubuh
bulat telur, pipih, dan simetris bilateral. Mulut tidak berkembang baik dan
terletak di bagian kepala (anterior), sedangkan anus terletak di posterior.
Hewan ini tidak memiliki tentakel dan mata. Permukaan dorsal tubuhnya tertutup
mantel yang dilengkapi delapan kepingan kapur yang mengandung berlapis-lapis
serabut insang. Kadang-kadang kepingan itu dibungkus lapisan kitin. Saluran
mantel terdapat di tepi tubuh. Kakinya pipih dan biasanya memiliki lidah parut
(radula).
Menurut
Shafrie (1989) Bentuk tubuh "chiton" umumnya oval dan memipih. Bagian
tengah tubuh sebelah atas ditutupi oleh 8 buah lempengan plat yang keras (mirip
cangkang kura-kura), tersusun logitudinal secara tumpang tindih. Mulut terletak
di ujung anterior pada tubuh bagian bawah, sedangkan anusnya terletak di bagian
posterior. Kepala tidak jelas terlihat letaknya karena tertutup oleh cangkang.
Di bagian ventral terdapat otot memanjang yang berfungsi sebagai kaki.
"Chiton" dapat merasakan apa yang terjadi disekelilingnya, karena
memiliki organ perasa yang disebut "aesthetes". "Aeshtetes"
ini terletak di dalam cangkangnya Organ ini memiliki kepekaan terhadap cahaya.
Panjang tubuh "chiton" bervariasi antara 3 mm sampai 300 mm.
"Chiton" merupakan hewan berumah dua (dioecious), akan tetapi agak
sulit untuk membedakan antara "chiton" jantan dan
"chiton" betina. Selain berkelamin jantan atau betina diketahui pula
bahwa ada sebagian "chiton" yang bersifat hermafrodit (dalam satu
individu terdapat testes dan
ovarium).
Menurut
Sjafrie (1989) Semua "chiton" hidup di perairan laut, menempati zona
litoral, terutama daerah intertidal. Hanya beberapa jenis yang ditemukan pada
kedalaman 1,15 meter, yaitu anggota-anggota suku dari anak bangsa
Lepidopleurina. Hidup menempel, melekat erat pada permukaan batu-batuan dengan
bantuan otot dorso-ventral, atau merayap pada permukaan terumbu karang. Pada
batuan keras biasanya "chiton" menggali lubang untuk membenamkan
dirinya, sehingga amat sulit bagi kita untuk mengambilnya. "Chiton"
yang hidup di daerah pantai memiliki beberapa pola tingkah laku, yang meliputi
kepekaan terhadap cahaya, gravitasi dan kelembaban.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Molusca
Class : Polyplacopora
Ordo : Chitonida
Family : Chitonidae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp (Plantamor, 2007)
5.
Cymaticum murinicum
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
http://glorimerkristivita.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-mullosca_1077.html
|
Pembahasan
:
Klasifikasi :
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Mollusca
Classis :
Gastropoda
Ordo :
Mesogastropoda
Familia :
Cymatiidae
Genus :
Cymaticum
Species : Cymaticum murinicum
Sumber : Verma, 2002
Cymaticum murinicum hidup di
laut. Hewan ini mempunyai bentuk tubuh bulat lonjong seperti kura-kura kecil. Warna cangkangnya kuning kecoklatan dengan garis-garis
horizontal. Spesies ini banyak ditemukan di laut. Bentuk tubuh hewan ini agak
bulat lonjong seperti kura-kura kecil.
6.
Murex sp
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
http://rofizulfa.blogspot.co.id/2013/07/jurnal-avertebrata-perairan.html
|
Pembahasan
:
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Prosobranchia
Famili : Muriadae
Genus : Murex
Spesies : Murex sp.
Cangkangnya seperti puncak menara yang menonjol dan
hiasan dengan duri. Matanya berada di dasar tentakel. Proboscis dan shipon
berkembang dengan baik. Pada tubuhnya juga terdapat Radula dengan dua atautiga
gigi pada beberapa barisnya. Kelenjar ludah dan hati terdiri atas enzim
proteolytic. Jantungnya mempunyai satu auricle,
7.
Unio sp
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
|
Pembahasan
:
8.
Fungia sp
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
Unknown_Coral_Front_and_back_Macro.jpg
|
Pembahasan
:
a. Morfologi
Merupakan karang yang berbentuk
seperti jamur, bisanya berkoloni dan berkembang ke samping. Terdapat skeleton
yang dibuat oleh epidermis. Tubuh radial simetris dengan warna putih keruh
(Jasin, 1992).
b. Anatomi
Dingding rongga anteron memgadakan
pelipatan secara konsentris yang biasa disebut septe. Lapisan mesoglea bersifat
seluler, letek mulut tidak langsung berhubungan kerongkongan sebelah dalam.
Gonad berasal dari lapisan gastrodermal (Jasin, 1992).
c. Fisiologi
1) System
reproduksi
Spermatozoa pada jantang dipancarkan
masuk kedalam air lalu berenang – renang mencari tubuh betina.
Secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas (Jasin, 1992).
2) System
pernapasan
Dalam hal pernapasan baik pemasuka
O2 maupun keluar Co2 berlangsumg, secara difusi osmosis secara langsung melalui
semua permukaan tubunya (Jasin, 1992).
3) System
pencernaan
Secara ekstraseluler dan
intraseluler. Hewan ini tidak memilki alat eksresi khusus (Jasin, 1992).
d. Habitat
Hidup di air laut hangat dan jernih
dengan melatkkan diri pada suatu obyek yang terdapat pada dassar laut(Jasin,
1992).
e. Klasifiksi
Adapun klasifikasi dari (Fungia sp) adalah
sebagai berikut :
o Kingdom
:
Animalia
o Filum :
Coelenterata
o Class
:
Anthozoa
o Famili
: --
o Genus
: Fungia
o Spesies
: Fungia sp (Muhammad,
2012).
9.
Acropora sp
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
Wikipedia, 2014
|
Pembahasan
:
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelenterata
Class :Anthozoa
Ordo : Madreporaria
Family :Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora sp
Hidupnya berkoloni berbentuk
seperti tanduk rusa. Bagian-bagian cangkang yang terlihat: corallite, theca (tepi
corallite), scleroseptum, coenosarc (dasar tanduk diantara dua corallite, dan
pedal disc atau dasar yang digunakan untuk melekat pada substrat. Apabila
tinggal cangkangnya disebut aragonite kristae.
10. Astraea sp
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|
|
Pembahasan
:
Morfologi
:
Berongga
besar, memiliki sekat, simetris radial, mempunyai ekskleton kompak berbadan
batu kapur dan polip kecil. Mempunyai bagian yang berbentuk piala skeleton.
Anatomi
:
Dinding rongga anteron mengadakan pelipatan secara konsentris
yang biasa (septa) Belum memiliki alat pernafasan,
sirkulasi maupun ekskresi yang khusus. Memiliki gastrovaseculer yang dimulai
dengan mulut, mulut dihubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran yang
berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum.
Filum : Coelenterata.
Kelas : Anthozoa.
Ordo : Madreporia.
Famili : Astridae.
Genus : Astraea.
Spesies : Astraea sp.
(Sumber : P.S.Verma. 2002)
BAB IV
KESIMPULAN
Spesies yang kami ditemukan
di Pulau Cingkuak adalah pantai yang terletak di
Kecamatan Painan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat berasal dari 4 filum (10 Spesies) yaitu Filum Porifera, Annelida, Moluska dan
Coelenterata. Spesiesnya yaitu Spongia
sp, Scypha sp,Nereis virens, Chiton sp, Cymaticum murinicum, Murex sp, Unio sp,
Fungia sp, Acropora sp dan Astraea
sp.
Spesies-spesies yang termasuk ke dalam filum invertebrata banyak kami temukan di Pulau Cingkuak, yang habitatnya intertidal (di daerah pasang surut).
Setelah melakukan praktikum kerja lapangan (PKL) ini dapat diambil kesimpulan bahwa keanekaragaman makhluk hidup di Pulau
Cingkuak masih sangat terjaga. Kami dapat melihat langsung bentuk dan ciri-ciri
spesies-spesies Invertebrata yang telah dipelajari, lalu dapat mengklasifikasi
dan mendeskripsikan berdasarkan ciri-ciri spesies tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Glomeri krista.2013.Moluska
Jasin,
M.1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Jaya
Marshall, A.J. & Williams, W.D. (Eds) 1972.Classification of Nereis virens
Mulia Yanti.2009.Zoologi
Invertebrata
Rofi Zulfa.2013.Avertebrata
Perairan
Wikipedia.2014.Nereis
virens
Wikipedia.2014.Spongia
LAMPIRAN
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
Lokasi
Praktikum Kerja Lapangan
(di tepi pantai Pulau Cingkuak)
|
|
Spesies yang di temukan :
|
||
1
|
|
Nereis
virens
|
2
|
|
Chiton
sp.
|
3
|
|
Spongia
sp.
|
4
|
|
Cymaticum murinicum
|
5
|
|
Scypha
sp.
|
6
|
|
Murex
sp.
|
7
|
|
Fungia
sp.
|
8
|
|
Acropora
sp.
|
9
|
|
Unio
sp.
|
10
|
|
Astraea
sp.
|
Langganan:
Postingan (Atom)