Jumat, 30 Desember 2016

MASIH DI MALAM YANG SAMA

Masih disini, ditempat yg sama. Di tempat ku menempa diri, tempat berkreasi, tempat menambah ilmu, tempat ku menemukan jalan menuju masa depan,,,,
Waktu terasa begitu lama, bahkan sangattt  lama berlalu, sampai bosan ini menghantui, merajai diri dan hati. Sanggup hingga pagi namun hampa dalam diri. Sungguh sangat terasa seperti waktu terhenti. Atau bahkan sengaja terhenti. Terhenti menunggu keputusan yg tak kunjung usai. Atau entah di hentikan oleh malam yang dingin nya semakin menyayat. Dingin yang hampir tak sanggup terdeskripsikan oleh nalar seorang pencari hidayah Tuhan, seseorang yg masih berharap terbangun esok hari. Meskipun esok hari memang bukanlah miliknya. Bukan untuk dia. Bukan untuk nya bergembira. Esok baginya adalah tantangan. Tantangan yang mungkin mampu merengkuk kan seluruh miliknya. Termasuk cinta.
.
Waktu..
Kapan kembali,, pagi kian menanti. Tanggung jawab pun kan kembali.
Lelah menanti, meskipun penantian itu berharga seperti tembang manis dari rezky namun tak semua penantian berharga itu berujung manis. Seperi kopi. Bila penikmat tak menikmati maka yg manis diawal akan pahit di akhir
Apalah apalah...
Lama kali waktu berlalu. Berasa sudah 24 jam disini. Tapi jarum jam masih menunjukkan 03.28 dini hari. Yah... masih di tempat yang sama, namun dengan detik waktu berbeda... bosan kata mu??? Memang. Lebih dari bosan. Sangat lebih dari bosan.
Dingin?? Iya lah dingin .. namanya juga menjelang subuh.
Ngantuk? Jangan di tanya. Ya tidak lah. Cuma mata ingin terpejam saja. Sudah. Itu aja. Cukup. Gak lebih.
Yang jelas mau bilang jam nya kok lama berjalan.... kok gak pagi2...
Apapun itu,, sayang masih sama kok. Gak berubah sedikit pun. Eakksss.... 😘😘😘
Bayyy... eh..bay gak ya. Masih lanjut juga soalnya ni. Cuma jam nya aja yang gak gerak2. Atau habis batre?eh.. gak lah ya
Masih berjalan dengan baik kok...
Baiklah.. jadinya bay juga deng....
See you later.....

Kamis, 22 September 2016

HUJAN MALAM SEPTEMBER

HUJAN MALAM SEPTEMBER
postingan dari remaja galau

Tepat pukul 21.10 WIB cerita ini mulai aku ketik dengan keypad sederhana yang terpasang di handphone ASUS ku, handphone satu satu nya yang aku miliki saat ini, meskipun sempat hilang beberapa hari lalu. Begitu juga hati ini, menjauh untuk beberapa hari. Hilang ?? Entah lah. Semuanya hanya mampu ku katakan pada blog ini yang mungkin saja tidak akan pernah untuk orang lain membacanya dan saat ini hujan sepertinya mengerti apa yang terjadi. Hujan yang tak hanya meneteskan air lalu basah, tapi hujan juga mampu membawa kenangan pergi, menjauh dan berlalu. Seperti kita, iya kita. Cerita kita tepat nya. Cerita yang aku dan kamu mulai 15 tahun yang lalu. Yang mungkin hingga saat ini status itu masih sama. Aku dengan diriku dan kamu dengan dirimu dan dirinya. Aku hanya berharap kamu bisa mengerti maksud dan arti dibalik kata sahabat itu.. hingga nanti. Hingga dunia tak mampu merestui kita tetaplah sahabat. Jangan pernah lupakan itu. Meskipun hari ini kamu mungkin lupa, atau mungkin saat ini kamu sibuk dengan dunia mu dan teman baru mu itu, jangan pernah lupakan aku. Rindu ini selalu untuk mu. SAHABAT.

Minggu, 10 Januari 2016


LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN
SITEMATIKA INVERTEBRATA




LAPORAN



Oleh
Kelompok 4 Kelas 3 A

1.     Alfi Rahmah
2.     Gival Giovani
3.     Pini Prmata Hati
4.     Yessi Sulistyani
5.     Yunita Sari




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PMIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU


2015






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari tentang hewan atau Zoologi merupakan bagian dari Biologi. Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, maka untuk pengembangan Zoologi perlu menggunakan cara pemecahan ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah mengobservasi, mempersoalkan, membuat hipotesis, melakukan eksperimen, dan menyusun teori.
Sistematika invertebrata merupakan salah satu cabang mata kuliah di Pendidikan Biologi Universitas Riau yang kajiannya mencakup hewan tidak bertulang belakang. Kelompok invertebrata terbagi menjadi beberapa filum, yaitu Protozoa (hewan bersel satu), Porifera (hewan berpori), Coelenterata (hewan berongga), Platyhelminthes (cacing pipih), Aschelminthes, Annelida (cacing gelang), Moluska (hewan lunak), Arthropoda (hewan berbuku-buku) dan Echinodermata (hewan berkulit duri). Habitat hewan invertebrata ini terdapat pada perairan tawar, laut dan daratan. Namun lebih dominan pada perairan aquatic terutama pada daerah lautan. Lautan merupakan rumah bagi kebanyakan filum hewan tersebut.
Pantai Pulau Cingkuak adalah pantai yang terletak di Kecamatan Painan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan Pantai Pulau Cingkuak, sebagai obyek PKL (Praktikum Kerja Lapangan) bagi mahasiswa Pendidikan Biologi adalah didasarkan atas kekayaannya akan berbagai tipe ekosistem, seperti pantai pasang-surut, dan ekosistem terumbu karang tepi serta masih terdapat berbagi macam spesies hewan-hewan invertebrata yang merupakan objek utama dalam observasi Praktikum Kerja Lapangan ini.
Allah SWT telah menjelaskan dalam al-qur’an mengenai keanekaragaman hewan-hewan laut yang di dalamnya termasuk hewan invertebrate dalam surah An-nur ayat 41 yang berbunyi:
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ أَرْبَعٍ ۚ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Kata-kata dari “hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya” ini menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan hewan invertebrate dari filum molusca sebagai contoh adalah hewan-hewan kelas Gastropoda. Selain untuk membantu Mahasiswa dalam memahami hewan-hewan invertebrata dan mengenal langsung spesies yang diamati baik itu secara morfologi ataupun anatomi serta lebih mengenal habitat dari spesies yang diamati, yang melatarbelakangi dilaksanakannya Praktikum Kerja Lapangan (PKL) ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk mentafakkuri segala makhluk hidup ciptaan Allah SWT agar menambah kadar keimanan manusia kepada Allah SWT sebagi salah satu ciri manusia Ulul Albab.
1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kerja lapangan (PKL) ini adalah :
1.    Untuk mempelajari dan mengenal spesies-spesies yang tergolong hewan-hewan invertebrata yang ada di Pantai Pulau Cingkuak.
2.    Untuk mengidentifikasi langsung habitat beberapa filum hewan-hewan invertebrata.
3.    Untuk mengetahui morfologi, klasifikasi dan deskripsi dari spesies-spesies invertebrata yang ditemukan di Pantai Pulau Cingkuak.
4.    Untuk mengoleksi spesies-spesies tersebut dilaboratorium guna proses pembelajaran.

1.3  Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum kerja lapangan (PKL) ini adalah :
1.    Dapat menemukan, melihat secara langsung serta mengetahui habitat asli dari beberapa spesies hewan invertebrata.
2.    Dapat menambah koleksi spesimen di laboratorium.
3.    Dapat mengetahui morfologi dari masing-masing spesies hewan invertebrata yang ditemukan di Pantai Pulau Cingkuak

BAB II
METODE PENGAMATAN
2.1 Waktu dan Tempat
Hari           : Sabtu
Tanggal     : 05 Desember 2015
Waktu       : 08.00-14.00
Tempat      : Pulau Cingkuak adalah pantai yang terletak di Kecamatan Painan     
                    Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
·         Pinset
·         Sarung tangan
·         Toples
·         Kantong Plastik
Adapun bahan yang digunakan adalah :
·        Formalin
2.3 Prosedur Pengamatan
       2.3.1 Teknik Sampling
       Pengamatan organisme laut di lakukan dengan menggunakan Metode Survey pada zona intertidal (zona pasang surut) Pantai Carocok, Pulau Cingkuak, dan Pulau Simpai, Painan Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Penetapan titik sampling dengan Purposif Random Sampling (pertimbangan dan acak), koleksi hewan di lakukan dengan Hand Sortir (pengambilan dengan tangan) terhadap hewan yang di temukan di zona tersebut.
       2.3.1 Pengambilan Sampel
1.      Alat dan bahan di siapkan terlebih dahulu
2.      Pengambilan sampel dilakukan dengan cara berjalan ke lokasi zona intertidal yang telah di tentukan, dengan hati-hati secara berkelompok dan didampingi oleh dosen dan asisten pendamping.
3.      Sampel di ambil menggunakan sarung tangan dan pinset.
4.      Kantong plastic disediakan untuk meletakkan specimen sementarasebelum dimasukkan kedalam botol dan di beri formalin.
5.      Sampel yang di ambil berupa spesies-spesies yang telah di pelajari, terkhusus pada Filum Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan Echinodermata
       2.3.3 Parameter Pengamatan
       Variabel yang di amati pada Praktikum Kerja Lapangan ini adalah jumlah spesies. Identifikasi dan klasifikasi specimen-spesimen yang telah diperoleh di zona intertidal (zona pasang surut) Pantai Carocok, Pulau Cingkuak, dan Pulau Simpai, Painan Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

2.4 Analisis Data
Hasil praktikum kuliah lapangan di zona intertidal (zona pasang surut) Pantai Carocok, Pulau Cingkuak, dan Pulau Simpai, Painan Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Diperoleh dengan teknik hand sortir. Selanjutnya hasil dari praktikum tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Jumlah spesies yang telah diperoleh di Pulau Cingkuak sebanyak 10 spesies, kemudian masing-masing spesies tersebut dianalisis secara deskriptif.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Tabel Spesies yang di Temukan
No
Filum
Kelas
Ordo
Spesies
Jumlah
1
Porifera
Demospongia
Asconasa
Spongia sp
1
Calcarea
Heterocoela
Scypha sp
1
2
Annelida
Polychaeta
Ophisthophora
Nereis virens
1
3
Moluska
Polyplacophora
Chitonida
Chiton sp
2
Gastropoda
Mesogastropoda
Cymaticum murinicum
2
Prosobranchia
Murex sp
1
Bivalvia
Unionoida
Unio sp
1
4
Coelenterata
Anthozoa
Madreporaria
Fungia sp
1
Acropora sp
1
Astraea sp
1

3.2   Tabel Lembar Identifikasi Hewan-hewan Ivertebrata Laut
No
Nama Hewan
( Lokal dan Latin)
Identifikasi
Gambar
Klasifikasi
Morfologi
Anatomi
Fisiologi
Ekologi
Manfaat dan kerugian
1.
Nereis virens
Tubuh memiliki banyak rambut, sepanjang tubuhnya bersegmen, kepala dilengkapi oleh mata, antena, prostomium, panjang tubuh antara 5-10 cm.
memiliki lapisan otot lengkap, usus hampir lurus merentang dari depan kebelakang.
Organ pencernaan lengkap, Sistem muscular Nereis  virens terletak di bawah epidermis, Sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembulkuh darah ventral, Nereisvirens bernapas dengan kulitnya, System saraf terdiri atas otak, konektif faringeal, tali saraf ventral,dan sepasang ganglion pada tiap somit, yang melepaskan sepasang saraf lateral, Nereis virens bersifat diesius.
Nereis virens hidup dalam liang yang biasanya berupa liang pasir. Hewan ini membenamkan diri dalam pasir dan hanya kepalanya yang ditonjolkan keluar. Selain itu, hewan ini juga dapat ditemukan berenang-renang dalam air laut.

Sebagai penjaga keseimbangan ekositem laut.
Kingdom: Animalia
Phylum       : Annelida
Classis : Polychaeta
Ordo : Ophistophora
Familia : Nereisidae
Genus  : Nereis
Species            :
Nereis virens

2.
Chiton sp
Bentuk tubuh elips, bagian dorsal dilindungi 8 lembar kapur yang pipih dan tersusun seperti genting, di kelilingi oleh girdle (gelang) yang tebal. Kaki berotot, diantara kaki dan mantel di permukaan ventral ada alur yang dangkal di sebut alur pallial dan pada alur itu terdapat 6-80 pasang insang yang panjang. Bagian mereduksi tidak punya mata dan tentakel. Dalam mulut punya alat untuk memarut disebut radula dengan deretan gigi yang banyak.
Jantung terletak disporior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel.
Alat respirasi pada Chiton sp adalah insang bipectinate(ktenidia) yang terletak di dalam lekuk mantel yaitu ruang yang terbentuk, terlihat jumlah insang antara 6-8 pasang yang tersusun dalam suatu garis pada kedua sisi tubuhnya. Sistem reproduksi, terdiri atas sebuah gonade yang terdapat di anterior rongga pericardium di bawah keping cangkang bagian pertengahan. Chiton sp bersifat diocious. Telur atau sebuar atau sperma dilepaskan dari gonade ke dalam air (lingkungan sekitar) melalui gonofer.
Habitat Chiton sp ini adalah di laut, di daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan memakan rumput laut dan mikro organisme dari batu karang.
Keuntungan : Sebagai penyeimbang dalam ekosistem
Kingdom :Animalia
Phylum :Mollusca
Class :Polyplacophora
Ordo    : Chitonida
Family : Chitonidae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp

3.
Spongia sp

1. Memiliki banyak pori pada permukaan tubuhnya,
2.     Bagian internal tubuhnya dilengkapi dengan apendiks,
3.       Bentuk tubuh menyerupai batang dan berwarna putih kecoklatan ,
4.   Pada ujung cabangnya terdapat oscukulum dan daerah bannya terdapat ostium

Dinding tubuh tersusun atas 2 lapisan yaitu lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam. Lapisan dalam yang terdiri dari jajaran sel-sel leher yang disebut seanosit yang berbentuk botol tidak memiliki flagellum
2.       Mempunyai ruang central yang berfungsi sebagai kloaka. Ruang ini dikelilingi oleh dinding yang ditembus saluran yang tersusun majemuk

Pencernaan
Bersifat amoeba, sel-sel pinociolity menangkap oksigen yang berlarut dalam air dan diteruskan kedalam yakni sel-sel dianosyt selanjutnya oksigen diedarkan keseluruh tubuh oleh anebocyt

Habitat, air laut dan air tawa
sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas :Demospongia
Ordo : Asconasa
Family:Ascanosae
Genus : Spongia
Spesies : Spongia sp

4.
Cymatium murinicum
Warna cangkangnya kuning kecoklatan dengan garis-garis horizontal. Bentuk tubuh hewan ini agak bulat lonjong seperti kura-kura kecil. Cangkangnya berbentuk bulat yang lonjong pada bagian yang berlawanan dengan apex (puncak kerucut yang merupakan bagian tertua).
Cangkang tersebut berfungsi melindungi tuubh bagian dalamnya.
Spesies ini bernafas menggunakan insang
Spesies ini banyak ditemukan di laut

 
Kingdom  :Animalia
Phylum   : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo: Mesogastropoda
Familia: Cymatiidae
Genus  : Cymaticum
Spesies   : Cymaticum murinicum

5.
Scypha sp

  Bentuk tubuh sederhana.
  Spikula terbuat dari bahan calsium carbonat (CaCO3)
Memiliki tipe saluran air yang agak kompleks. Terdapat 2 macam saluran horizontal,yaitu saluran incurrent dan saluran radial. Tetapi hanya saluran radial yang dibatasi oleh sel-sel choanocyt.

Hidup di pantai yang dangkal dan melekat pada substrat.
bermanfaat sebagai makanan hewan laut lainnya, sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut, sebagai hiasan akuarium
Kingdom: Animalia
Filum   :Porifera
Kelas   :Calcarea
Ordo    :Heterocoela
Famili  :Sycettidae
Genus  :Scypha
Spesies :Scypha sp

6.
Murex sp

Murex seperti puncak menara yang menonjol dan hiasan dengan duri. Matanya berada di dasar tentakel. Proboscis dan shipon berkembang dengan baik. Pada tubuhnya juga terdapat Radula dengan dua atautiga gigi pada beberapa barisnya.
Kelenjar ludah dan hati terdiri atas enzim proteolytic, Jantungnya mempunyai satu auricle,

habitatnya juga di laut

20151219_170351.jpg
Kingdom  :Animalia
Filum       : Mollusca
Kelas    : Gastropoda
Ordo    : Prosobranchia
Famili      :Muriadae
Genus       : Murex
Spesies   : Murex sp.

7.
Fungia sp

Nama lokal    :
Karang Jamur
Tubuh Fungia sp terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari CaCO3 dan bentuknya seperti mangkuk. Tubuh radial simetris dengan warna putih keruh. Bagian oral agak melebar seperti corong yang dihiasi dengan rangkaian tentakel- tentakel yang membentuk seperti daun bunga, panjang tubuh sekitar 7 – 10 cm, tetapi ada juga yang berukuran raksasa hingga 1 meter. Tubuh radial simetris dengan warna tubuh putih kekuningan. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram pedal atau bagian kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh dan  bagian cakram oral atau kapikulum
memiliki gastrovaseculer yang dimulai dengan mulut, mulut dihubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum. Saluran stomodeum itu disepanjang sisanya dilengkapi alur cincin yang bersilia disebut siphonoglyph. Dinding rongga anteron mengadakan pelipatan secara konsentris yang biasa disebut septa.
terdiri dari sistem reproduksi dimana Spermatozoa pada jantan dipancarkan masuk kedalam air lalu berenang – renang mencari tubuh  betina. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas. Dalam hal pernapasan baik pemasukan O2 maupun keluar Co2 berlangsumg secara difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubunya. Dalam proses pencernaan yaitu dilakukan secara ekstraseluler dan intraseluler. Fungia sp tidak memilki alat eksresi khusus.
di air laut hangat dan jernih dengan meletakkan diri pada suatu obyek yang terdapat pada dasar laut.
sebagai tempat hidupnya ikan-ikan yang banyak dibutuhkan manusia untuk pangan, sebagai tempat untuk wisata.
20151219_170412.jpg
Filum : Coelenterata
Kelas  : Antozoa
Ordo   :  Madreporaria
Family   : Fungiidae
Genus : Fungia
Spesies : Fungia  sp

8.
Acropora  sp

koloni yang sangat umum dijumpai dalam bentuk bercabang, meja dan bersemak-semak. Bentuk mengerak (encrusting) dan submasif jarang ditemukan. Memiliki dua tipe korait yaitu : axial koralit dan radial koralit. Tidak memiliki kolumela. Dinding koralit terpisah dengan konestum (koralit memilki dinding masing-masing). Polip hanya muncul di malam hari. Acropora Kebanyakan coklat atau hijau tetapi beberapa berwarna cerah dan mereka karang langka dihargai oleh aquarists.
dikenal sebagai polip, yang sekitar 2 mm dan berbagi jaringan dan bersih saraf . Polip dapat menarik kembali ke karang dalam menanggapi gerakan atau gangguan oleh predator mungkin, tapi ketika mereka tidak terganggu sedikit menonjol. Polip biasanya memperpanjang lebih lanjut di malam hari saat mereka menangkap zooplankton dari air.











Terdiri dari sistem reproduksi dimana Spermatozoa pada jantan dipancarkan masuk kedalam air lalu berenang – renang mencari tubuh  betina. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas. Dalam hal pernapasan baik pemasukan O2 maupun keluar Co2 berlangsumg secara difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubunya. Dalam proses pencernaan yaitu dilakukan secara ekstraseluler dan intraseluler.Hewan ini termasuk bentuk karang, tersusun atas zat kapur sehingga tubuhnya tampak keras. Tentakel pada tubuhnya sebagai alat untuk bergerak.
Acropora sp paling umum di temukan di lingkungan terumbu dangkal dengan cahaya terang dan sedang hingga gerakan air yang tinggi. Banyak ikan karang kecil tinggal di dekat koloni Acropora dan mundur ke dalam rumpun cabang jika terancam.
komponen utama pembentukan ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Karang dipantai juga sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencegah pengikisan pantai.
20151219_170435.jpg
Phylum         : Coelenterata
Classc           :  Anthozoa
Subclass        :  Zhoantaria
Ordo            : Madreporaria
Family           : Acroporidae
Genus            : Acropora
Spesies           : Acropora sp

9.
Unio sp

Memiliki dua buah cangkang yang tersusun atas zat kapur. Tubuhnya berbentuk bilateral simetris dan tidak memiliki kepala. Sistem reproduksinya sudah terpisah.
Tubuh kerang terdiri dari mantel yang melekat pada cangkang dengan sederet otot yang melekat disepanjang garis pallial. Fungsi mantel adalah untuk mensekresikan zat kapur pembentuk cangkang.
Saat berpindah tempat, terjadi pergerakan membuka dan menutup cangkang secara cepat. Kerang mencari makan dengan menyaring plankton atau organisme mikroskopis lainnya ( Filter Feeder).
Habitatnya dapat ditemukan hampir di semua perairan, pada kedalaman yang bervariasi.
Sebagai sumber protein hewani.
20151219_170552.jpg
Filum                                       : Mollusca
Kelas                                       : Bivalvia
Ordo                                        : Unionoida
Famili                                      : Unionidae
Genus                                      : Unio
Spesies                                                : Unio sp

10.
Astraea sp

Memiliki sekat.
Simetris radial.
Mempunyai ekskleton kompak berbadan batu kapur dan polip kecil. Mempunyai bagian yang berbentuk piala skeleton.
Berongga besar.
Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus. Memiliki gastrovaseculer yang dimulai dengan mulut, mulut dihubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum.
Dinding rongga anteron mengadakan pelipatan secara konsentris yang biasa (septa)
Terdiri dari sistem reproduksi dimana Spermatozoa pada jantan dipancarkan masuk kedalam air lalu berenang – renang mencari tubuh  betina. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas. Dalam hal pernapasan baik pemasukan O2 maupun keluar Co2 berlangsumg secara difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubunya. Dalam proses pencernaan yaitu dilakukan secara ekstraseluler dan intraseluler.
Habitatnya di air laut dan melekat pada Substrat.
Dapat membentuk karang pantai,
Sebagai hiasan.
Komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang.
Kerugiannya akan menyebabkan luka jika terinjak.
20151219_170500.jpg
Filum            : Coelenterata.
Kelas             : Anthozoa.
Ordo                : Madreporia.
Famili            : Astridae.
Genus              : Astraea.
Spesies            : Astraea sp.
(Sumber : P.S.Verma. 2002)

3.3. Pembahasan Hasil Pengamatan
1. Spongia sp
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur


800px-Spongia_officinalis_001.JPG
Wikipedia, 2014
Pembahasan :
a. Morfologi
Tubuhnya terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari CaCO3 dan bentuknya seperti mangkuk. Bagian oral agak melebar seperti corong yang dihiasi dengan rangkaian tentakel-tentakel yang membentuk seperti daun bunga, panjang tubuh sekitar 7 – 10 cm, tetapi ada juga yang berukuran raksasa hingga 1 meter. Tubuh radial simetris dengan warna tubuh putih kekuningan. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram pedal atau bagian kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh dan  bagian cakram oral atau kapikulum. Antara bagian cakram pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh bagian yang disebut limbus. Sedang antara skapus dengan bagian cakram oral dihubungkan oleh bagian yang disebut collar.
b. Anatomi
Gastrovaseculer dimulai dengan mulut, mulut di hubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum. Saluran stomodeum itu disepanjang sisanya dilengkapi alur cincin yang bersilia disebut siphonoglyph. Rongga coelenteron dibagi menjadi bersekat-sekat oleh enam buah septa atau mesentris sehingga terbentuklah enam ruang. Epitelium yang melapisi stomodeum berasal dari ektoderm. Infundibulum serta saluran-saluran lain dilapisi oleh gastrodermis. Batas antara ektoderm dan endoderm ialah pada batas stomodeum dan infundibulum.
c. Habitat
Hewan ini terdapat pada air laut yang hangat dengan kedalaman sekitar 50 meter.
d. Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Coelenterata
Class                : Anthozoa
Ordo                : Madreporaria
Genus              : Fungia
Spesies            : Fungia sp
Sumber            : Jasin, 1992


2.      Scypha sp
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur



http://www.isegretidelmare.eu/spugne/demospongia_haliclona.jpg
https://smayani.wordpress.com/2009/05/14/porifera/
Pembahasan :
Morfologi :
·         Spikula terbuat dari bahan calsium carbonat (CaCO3)
·         Bentuk tubuh sederhana.
Anatomi :
Memiliki tipe saluran air yang agak kompleks. Terdapat 2 macam saluran horizontal,yaitu saluran incurrent dan saluran radial. Tetapi hanya saluran radial yang dibatasi oleh sel-sel choanocyt
Ekologi : Hidup di pantai yang dangkal dan melekat pada substrat.
Klasifikasi :
Kingdom: Animalia
Filum   : Porifera
Kelas   : Calcarea
Ordo    : Heterocoela
Famili  : Sycettidae
Genus  : Scypha
Spesies            : Scypha sp
3.      Nereis virens

Gambar Pengamatan
Gambar Literatur



Nereis_virens.jpg
Wikipedia, 2014
Pembahasan :
1.      Habitat
Nereis virens hidup dalam liang yang biasanya berupa liang pasir. Hewan ini membenamkan diri dalam pasir dan hanya kepalanya yang ditonjolkan keluar. Selain itu, hewan ini juga dapat ditemukan berenang-r enang dalam air laut.
2.      Ciri Morfologi
Tubuh Nereis virens terdiri atas somit-somit eksternal dan interla serta  berbentuk pipih. Caput terlihat jelas serta memiliki badan yang tertutup oleh kutikula dan memiliki sejumlah besar seta. Pada bagian lateral dari hewan ini terdapat parapodium yang digunakan dalam respirasi dan sebagai alat gerak.  Tiap-tiap parapodium mmempunyai dua tonjolan, yakni notopodium di bagian doral dan neuropodium di bagian ventral.
3.      Anatomi
a.      Sistem Muscular dan Gerak
Sistem muscular Nereis  virens terletak di bawah epidermis dan terdiri dari dua lapisan, yakni stratum cyrculare di bagian luar dan stratum longitudinal pada bagian dalam. Nereis virens juga memiliki lapisan otot pada dinding intestinum.  Hewan ini bergerak dengan menggunakan parapodia
b.      Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan  pada Nereis virens terdiri atas rongga mulut yang memiliki rahang yang bersifat kitin dan pharynx yang bersifat muskuler, esophagus, ventriculus, intestinum dan anus. Nereis virensberrsifat carnivore.
c.       Sistem Peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembulkuh darah ventral. Pembuluh darah ini dihubungkan dengan pembuluh darah transversal pada tiap segmen. Darah mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah.
d.      Sistem Respiratorium
Nereis virens bernapas dengan kulitnya.  Pertukaran gas berlangsung  melalui kulitnya yang tipis dan menganding banyak pembuluh-pembuluh kapiler. Respirasi terjadi secara difusi, diman oksigen masuk dan karbondioksida keluar dari tubuh. Pertukaran ini dipacu oleh perbedaa konsentrasi kedua gas tersebut di dalam dan di luar tubuh.
e.      Sistem  Ekskretorium
Sistem eskresi  berupa sepasang nefridium pada tiap segmen. Setiap nefridiuum terdiri ats sinsitium dariprotoplasma yang mengandung tubulus nefridium yang panjangberkelok-kelok dan mengandung silium. Tubulus ini menembus septum yangt berhubungan dengan nefrostom pada sisi anterior septum dan nefridospor pada sisi posterior septum.
f.        Sistem saraf
System saraf terdiri atas otak, konektif faringeal, tali saraf ventral,dan sepasang ganglion pada tiap somit, yang melepaskan sepasang saraf lateral.
g.      Sistem Reproduksi
Nereis virens bersifat diesius, dimana  alat kelamin jantan dan betina terpisah. Gonad hanya berkembang pada musim perkawinan. Gonad terdapat pada semua segmen,kecuali pada bagian ujung anterior badan. Ova dan spermatozoa terdapat di bagian tepi selom.
4.      Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Polychaeta
Ordo                : Ophistophora
Familia            : Nereisidae
Genus              : Nereis
Species            : Nereis virens
Sumber            : Marshall, 1972


4.      Chiton sp
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur



http://3.bp.blogspot.com/-5aKdWPT62HE/VNDnFMTrN3I/AAAAAAAAAHE/13ISW65Ahis/s1600/chiton%2B2.JPG
Wikipedia, 2006
Pembahasan :
Chiton merupakan hewan molusca dalam kelas Polyplacopora yang memiliki bentuk tubuh bulat telur, pipih, dan simetris bilateral. Mulut tidak berkembang baik dan terletak di bagian kepala (anterior), sedangkan anus terletak di posterior. Hewan ini tidak memiliki tentakel dan mata. Permukaan dorsal tubuhnya tertutup mantel yang dilengkapi delapan kepingan kapur yang mengandung berlapis-lapis serabut insang. Kadang-kadang kepingan itu dibungkus lapisan kitin. Saluran mantel terdapat di tepi tubuh. Kakinya pipih dan biasanya memiliki lidah parut (radula).
Menurut Shafrie (1989) Bentuk tubuh "chiton" umumnya oval dan memipih. Bagian tengah tubuh sebelah atas ditutupi oleh 8 buah lempengan plat yang keras (mirip cangkang kura-kura), tersusun logitudinal secara tumpang tindih. Mulut terletak di ujung anterior pada tubuh bagian bawah, sedangkan anusnya terletak di bagian posterior. Kepala tidak jelas terlihat letaknya karena tertutup oleh cangkang. Di bagian ventral terdapat otot memanjang yang berfungsi sebagai kaki. "Chiton" dapat merasakan apa yang terjadi disekelilingnya, karena memiliki organ perasa yang disebut "aesthetes". "Aeshtetes" ini terletak di dalam cangkangnya Organ ini memiliki kepekaan terhadap cahaya. Panjang tubuh "chiton" bervariasi antara 3 mm sampai 300 mm. "Chiton" merupakan hewan berumah dua (dioecious), akan tetapi agak sulit untuk membedakan antara "chiton" jantan dan  "chiton" betina. Selain berkelamin jantan atau betina diketahui pula bahwa ada sebagian "chiton" yang bersifat hermafrodit (dalam satu individu   terdapat   testes   dan   ovarium).
Menurut Sjafrie (1989) Semua "chiton" hidup di perairan laut, menempati zona litoral, terutama daerah intertidal. Hanya beberapa jenis yang ditemukan pada kedalaman 1,15 meter, yaitu anggota-anggota suku dari anak bangsa Lepidopleurina. Hidup menempel, melekat erat pada permukaan batu-batuan dengan bantuan otot dorso-ventral, atau merayap pada permukaan terumbu karang. Pada batuan keras biasanya "chiton" menggali lubang untuk membenamkan dirinya, sehingga amat sulit bagi kita untuk mengambilnya. "Chiton" yang hidup di daerah pantai memiliki beberapa pola tingkah laku, yang meliputi kepekaan terhadap cahaya, gravitasi dan kelembaban.
Klasifikasi:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Molusca
Class                : Polyplacopora
Ordo                : Chitonida
Family             : Chitonidae
Genus              : Chiton
Spesies            : Chiton sp (Plantamor, 2007)




5.      Cymaticum murinicum

Gambar Pengamatan
Gambar Literatur



1146-1.jpg
http://glorimerkristivita.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-mullosca_1077.html

Pembahasan :
Klasifikasi          :
Kingdom            : Animalia
Phylum               : Mollusca
Classis                : Gastropoda
Ordo                   : Mesogastropoda
Familia               : Cymatiidae
Genus                 : Cymaticum
Species               : Cymaticum murinicum
Sumber                   : Verma, 2002
Cymaticum murinicum hidup di laut. Hewan ini mempunyai bentuk tubuh bulat lonjong seperti kura-kura kecil. Warna cangkangnya kuning kecoklatan dengan garis-garis horizontal. Spesies ini banyak ditemukan di laut. Bentuk tubuh hewan ini agak bulat lonjong seperti kura-kura kecil.

6.      Murex sp

Gambar Pengamatan
Gambar Literatur

20151219_170351.jpg


Murex_somalicus_3.jpg
http://rofizulfa.blogspot.co.id/2013/07/jurnal-avertebrata-perairan.html

Pembahasan :
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Mollusca
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Prosobranchia
Famili              : Muriadae
Genus              : Murex
Spesies            : Murex sp.
Cangkangnya  seperti puncak menara yang menonjol dan hiasan dengan duri. Matanya berada di dasar tentakel. Proboscis dan shipon berkembang dengan baik. Pada tubuhnya juga terdapat Radula dengan dua atautiga gigi pada beberapa barisnya. Kelenjar ludah dan hati terdiri atas enzim proteolytic. Jantungnya mempunyai satu auricle,

7.      Unio sp
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur

20151219_170552.jpg


4540126717_1627286436_b.jpg

Pembahasan :
8.      Fungia sp
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur

20151219_170412.jpg


800px-Unknown_Coral_Front_and_back_Macro.jpg
Unknown_Coral_Front_and_back_Macro.jpg
Pembahasan :
a.       Morfologi
Merupakan karang yang berbentuk seperti jamur, bisanya berkoloni dan berkembang ke samping. Terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis. Tubuh radial simetris dengan warna putih keruh (Jasin, 1992).
b.      Anatomi
Dingding rongga anteron memgadakan pelipatan secara konsentris yang biasa disebut septe. Lapisan mesoglea bersifat seluler, letek mulut tidak langsung berhubungan kerongkongan sebelah dalam. Gonad berasal dari lapisan gastrodermal (Jasin, 1992).
c.       Fisiologi
1)     System reproduksi
Spermatozoa pada jantang dipancarkan masuk kedalam air lalu berenang – renang mencari tubuh  betina. Secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas (Jasin, 1992).
2)     System pernapasan
Dalam hal pernapasan baik pemasuka O2 maupun keluar Co2 berlangsumg, secara difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubunya (Jasin, 1992).
3)     System pencernaan
Secara ekstraseluler dan intraseluler. Hewan ini tidak memilki alat eksresi khusus (Jasin, 1992).
d.      Habitat
Hidup di air laut hangat dan jernih dengan melatkkan diri pada suatu obyek yang terdapat pada dassar laut(Jasin, 1992).
e.       Klasifiksi
Adapun klasifikasi dari  (Fungia sp)  adalah sebagai berikut :
o   Kingdom               :           Animalia
o   Filum                     :           Coelenterata
o   Class                      :           Anthozoa  
o   Famili                    :           --
o   Genus                    :           Fungia
o   Spesies                  :           Fungia sp (Muhammad, 2012).

9.      Acropora sp
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur

20151219_170435.jpg


images.jpg
Wikipedia, 2014
Pembahasan :
Klasifikasi:
Kingdom   : Animalia
Phylum      : Coelenterata
Class          :Anthozoa
Ordo          : Madreporaria
Family       :Acroporidae
Genus        : Acropora
Spesies      : Acropora sp

Hidupnya berkoloni berbentuk seperti tanduk rusa. Bagian-bagian cangkang  yang terlihat: corallite, theca (tepi corallite), scleroseptum, coenosarc (dasar tanduk diantara dua corallite, dan pedal disc atau dasar yang digunakan untuk melekat pada substrat. Apabila tinggal cangkangnya disebut aragonite kristae.


10.  Astraea sp
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur

20151219_170500.jpg


images (1).jpg
Pembahasan :
Morfologi :
Berongga besar, memiliki sekat, simetris radial, mempunyai ekskleton kompak berbadan batu kapur dan polip kecil. Mempunyai bagian yang berbentuk piala skeleton.
Anatomi :
Dinding rongga anteron mengadakan pelipatan secara konsentris yang biasa (septa) Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus. Memiliki gastrovaseculer yang dimulai dengan mulut, mulut dihubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum.
Filum            : Coelenterata.
Kelas             : Anthozoa.
Ordo                : Madreporia.
Famili            : Astridae.
Genus              : Astraea.
Spesies            : Astraea sp.
 (Sumber : P.S.Verma. 2002)


BAB IV
KESIMPULAN

Spesies yang kami ditemukan di Pulau Cingkuak adalah pantai yang terletak di Kecamatan Painan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat berasal dari 4 filum (10 Spesies) yaitu Filum Porifera, Annelida, Moluska dan Coelenterata. Spesiesnya yaitu Spongia sp, Scypha sp,Nereis virens, Chiton sp, Cymaticum murinicum, Murex sp, Unio sp, Fungia sp, Acropora sp dan Astraea sp.
Spesies-spesies yang termasuk ke dalam filum invertebrata banyak kami temukan di Pulau Cingkuak, yang habitatnya intertidal (di daerah pasang surut).
Setelah melakukan praktikum kerja lapangan (PKL) ini dapat diambil kesimpulan bahwa keanekaragaman makhluk hidup di Pulau Cingkuak masih sangat terjaga. Kami dapat melihat langsung bentuk dan ciri-ciri spesies-spesies Invertebrata yang telah dipelajari, lalu dapat mengklasifikasi dan mendeskripsikan berdasarkan ciri-ciri spesies tersebut.



 DAFTAR PUSTAKA

Glomeri krista.2013.Moluska
Jasin, M.1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Jaya
Marshall, A.J. & Williams, W.D. (Eds) 1972.Classification of Nereis virens
Mulia Yanti.2009.Zoologi Invertebrata
Rofi Zulfa.2013.Avertebrata Perairan
Wikipedia.2014.Nereis virens
Wikipedia.2014.Spongia




LAMPIRAN
No
Gambar
Keterangan






Lokasi Praktikum Kerja Lapangan
 (di tepi pantai Pulau Cingkuak)
Spesies yang di temukan :

1



Nereis virens

2



Chiton sp.

3



Spongia sp.

4



Cymaticum murinicum

5



Scypha sp.

6

20151219_170351.jpg


Murex sp.

7

20151219_170412.jpg


Fungia sp.

8

20151219_170435.jpg


Acropora sp.

9

20151219_170552.jpg


Unio sp.

10

20151219_170500.jpg


Astraea sp.